Awalnya kau dan aku duduk berjauhan--tak saling menyapa
sebelum menyadari kita dipeluk sebuah kebetulan
aku tak bisa menjelaskan, bibir atau perilaku
bahkan degup yang sesekali membuncah ketika melihatmu tersenyum
Ratapan jantung yang berulang kali kuabaikan
sebelum menyadari kita dipeluk sebuah kebetulan
aku tak bisa menjelaskan, bibir atau perilaku
bahkan degup yang sesekali membuncah ketika melihatmu tersenyum
Ratapan jantung yang berulang kali kuabaikan
adalah gejolak kumpulan daidan membakar diri
menyerupai gairah yang menyucikan ingatan
agar tak lagi menanti--dia yang menginginkan aku pergi
Sementara kau sama saja
menyerupai gairah yang menyucikan ingatan
agar tak lagi menanti--dia yang menginginkan aku pergi
Sementara kau sama saja
menangisi seseorang yang meninggalkan lubang di separuh dadamu
memutar rekaman luka berkali-kali
hingga airmata tak lagi direstui kata-kata susah
memutar rekaman luka berkali-kali
hingga airmata tak lagi direstui kata-kata susah
mari...
duduklah di sini--di sampingku
berbagi cerita, menelanjangi diri kita masing-masing
Yang kuharapkan ialah kautahu
duduklah di sini--di sampingku
berbagi cerita, menelanjangi diri kita masing-masing
Yang kuharapkan ialah kautahu
ada seorang di sana yang ingin membuatmu selalu tersenyum
--yang rela membagi bahagianya denganmu
agar kelak jangan lagi ada airmata yang menyesali
--yang rela membagi bahagianya denganmu
agar kelak jangan lagi ada airmata yang menyesali
keputusan yang dituliskan takdir melalui sebuah kepergian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar