2015/07/27

Kepada Perempuan Pemilik Malam

waktu acap kali berpegang erat pada ingatan
gerakan memutar jarum jam
kerap mengajak pikiran menjelajah masa lalu
pada masa dimana tangismu
menjadi perihal yang takingin lagi kuingat

untaian nadi di tubuh seperti mengutuk
meremas jantung berulang kali
sebelum aku menyadari,
ia datang membawa sesal yang takjuga merunduk
karena maaf yang takusai di hadapan Tuhan

lamunan ternyata juga bisa menyadarkan
bahwa perasaan bukan untuk dipermainkan
ia bisa saja berlari memunggungi
ketika sadar cintanya dibiarkan sakit sendiri

aku pernah berusaha pergi
namun kenangan selalu bisa membuatku kembali
maaf jika aku taksanggup berhenti mencintai
sebab namamu terlalu sani
untuk kusandingkan dengan kata-kata yang melukai 

namun sekarang,
sepertinya aku musti menuliskanmu dalam bait-bait luka
—bukan lagi bahagia
mungkin ini yang mereka katakan perihal cinta
bahwa luka ialah bagian dari dirinya sendiri
terima kasih pernah menjadi ruh dari sajak yang kutulis
berbahagialah!
semoga kelak kesedihan tak menemukan tempat di tubuhmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar