2015/02/06

Untuk Sebuah Nama

Hai, perempuan.
Siang ini izinkan aku kembali menuliskan
sebuah puisi yang kutujukan untukmu.

Batang, dahan, dan ranting mengering
akarnya mulai terkoyak dari tanah
kuncup-kuncup sajak
telah digugurkan sebelum menjadi puisi

Ejaan-ejaan yang samar
semakin jelas membentuk sebuah nama
menggantikan yang tertinggal dari masa lalu
yang terasa makin tumbuh dan mulai sering melukai

Ladang sunyi kini tak lagi ada
kegetiran yang disombongkan--hilang
perlahan, sajak-sajak bahagia tercipta
dan kesedihan hanya jadi bait pembuka

Lamat-lamat terdengar baik doa-doa
yang terbang dibawa kunang-kunang
serupa adzan yang membangunkan pengharapan
pada manusia yang percaya

Aku ingat; tak ada sajak bahagia sebelumnya
airmata jingga telah melahirkan sajak kesepian
--menciptakan kepedihannya sendiri
lalu kau datang sebagai Nubuat karya semesta
dan menjadikanmu akrostik penghuni tulisan ini

Terima kasih


Salam
~ dari seorang yang peduli

PS:
Semoga kamu tak pernah bosan menerima tulisan dariku

2 komentar: