Hai, perempuan.
Siang ini izinkan aku kembali menuliskan
sebuah puisi yang kutujukan untukmu.
Batang, dahan, dan ranting mengering
akarnya mulai terkoyak dari tanah
kuncup-kuncup sajak
telah digugurkan sebelum menjadi puisi
Ejaan-ejaan yang samar
semakin jelas membentuk sebuah nama
menggantikan yang tertinggal dari masa lalu
yang terasa makin tumbuh dan mulai sering melukai
Ladang sunyi kini tak lagi ada
kegetiran yang disombongkan--hilang
perlahan, sajak-sajak bahagia tercipta
dan kesedihan hanya jadi bait pembuka
Lamat-lamat terdengar baik doa-doa
yang terbang dibawa kunang-kunang
serupa adzan yang membangunkan pengharapan
pada manusia yang percaya
Aku ingat; tak ada sajak bahagia sebelumnya
airmata jingga telah melahirkan sajak kesepian
--menciptakan kepedihannya sendiri
lalu kau datang sebagai Nubuat karya semesta
dan menjadikanmu akrostik penghuni tulisan ini
Terima kasih
Salam
~ dari seorang yang peduli
PS:
Semoga kamu tak pernah bosan menerima tulisan dariku
wah, kamu suka puisi juga ya. semangat terusss
BalasHapus-ikavuje
Alhamdulillah suka.. :)
BalasHapus