Di siang yang panas aku melihatmu menggigil
bahagiamu larut digenangi kesedihan
Masih tampak sebuah lebam di pipi--sisa pertengkaran semalam
coba kau samarkan
Dulu, aku pernah menanamkan luka di dadamu
lalu tumbuh
hingga mengubur kata maaf yang keluar dari bibirku
Dengan terpaksa, kata ikhlas kutulis
meski tintanya harus dari air mataku
--pun membuatkan jalan kepergian untukmu
Kini aku datang sebagai penggalan masa lalu
yang masih menganggapmu kesalahan terindah
kembali membawa dekap; tempat di mana
pernah kau baringkan segala resah
Jika kau izinkan sekali lagi, dinda
aku masih ingin menempatkanmu dalam pelukan
mengecup keningmu saat fajar
pun mengaitkan jemarimu ketika berjalan
Karena di dadaku
masih ada rindu yang mendoakanmu
Blognya sangat menginspirasi,
BalasHapusFollback blog ya :) | cahayatanpawarna.wordpress.com