Tak ada lagi luka, tak ada lagi duka
yang tersisa ialah bahagia yang ada di depan sana
Terkadang cinta memang lucu
Kau memberiku penawar luka, membuatnya sembuh
sebelum kau lukai lagi aku dengan tangis yang membuatku jatuh
Dosa yang tertinggal di pikiran kita masing-masing bersuara
menggumamkan kesah yang tak terucap
Yang kutahu; aku menjatuhkan cinta yang hangat pada genggamanmu
tapi sepertinya, cinta yang kaujatuhkan telah digigilkan cemburu
Engkau pergi sebagai ribuan tanya
dan aku terlalu sibuk mencari jawaban
hingga aku lupa cara berjalan
"Lalu bagaimana aku bisa melupakanmu?"
pikiranku berputar memaksakan jawaban
sebelum akhirnya kuputuskan
: untuk membuatkan akrostik dari namamu
sebagai hadiah perpisahan
Sayangnya, aku tak ingin tergesa--aku masih ingin menikmati sakitnya mengingatmu
Puisi pertama selesai, pun kedua, ketiga, keempat,
hingga aku lupa, benar-benar lupa
"Siapa aku?"
Entah, mungkin melupakanmu sama saja membunuhku.
Surabaya, 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar