2014/05/17

Cemburu

Dalam angkuhnya gigil malam,
sungguh aku ingin mengajakmu berjalan.
Menyusuri semua kenang
mencoba membuka telaga ingatan
tentangmu, aku, dan kita.
Kuakui aku pernah cemburu,
cemburu yang makin memburu
bahkan sanggup membunuh
Cemburuku; bukan seperti awan
menangisi kepergian hujan ke pelukan tanah,
meski akhirnya akan kembali padanya.
Tidak, cemburuku bukan seperti itu.
Aku ingin memelukmu erat, selama aku bisa
—dan selama kau ingin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar