Sehangat apapun senja,
ia tak lebih hangat dari tubuhmu yang mendekap
Yang mengantarku kembali memasuki luka,
membangkitkan lagi kenangan.
Memporak-porandakan rindu
yang telah kutaruh di dalam kotak bernama masa lalu.
Malam ini, kasih
di sekitar tempatku berdiri, sangatlah tenang
Hanya isakan tangis yang sesekali terdengar
dari awan; meratapi kepergian hujan.
Juga gemuruh petir yang beberapa kali bersahutan
—menunjukan kuasanya atas gigilnya malam.
Dalam suasana seperti ini,
ingin aku tenggelamkan lagi tubuhku
ke dalam pelukanmu yang kerap menyetubuhi rindu
—menikmati jemarimu yang bertautan
menari riang di punggungku.
Kasih, hari ini hujan telah menyapa
biarkan dia membasahi setiap titik lekuk di tubuhmu
serupa dekapku yang belum terucap.
Dan anggaplah rintiknya
sebagai kecup yang kujatuhkan di keningmu
—kecup terakhir pengantar lelapmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar