2014/04/07

Kecup Terakhirku

Sehangat apapun senja,

ia tak lebih hangat dari tubuhmu yang mendekap

Yang mengantarku kembali memasuki luka,

membangkitkan lagi kenangan.

Memporak-porandakan rindu

yang telah kutaruh di dalam kotak bernama masa lalu.

 

Malam ini, kasih

di sekitar tempatku berdiri, sangatlah tenang

Hanya isakan tangis yang sesekali terdengar

dari awan; meratapi kepergian hujan.

Juga gemuruh petir yang beberapa kali bersahutan

—menunjukan kuasanya atas gigilnya malam.

Dalam suasana seperti ini,

ingin aku tenggelamkan lagi tubuhku

ke dalam pelukanmu yang kerap menyetubuhi rindu

—menikmati jemarimu yang bertautan

menari riang di punggungku.

 

Kasih, hari ini hujan telah menyapa

biarkan dia membasahi setiap titik lekuk di tubuhmu

serupa dekapku yang belum terucap.

Dan anggaplah rintiknya

sebagai kecup yang kujatuhkan di keningmu

—kecup terakhir pengantar lelapmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar